Kamis, 19 Januari 2012

SEJARAH PATI ( pintu gerbang Majapahit Winnetha 9d )

SEJARAH PATI


 
                               
      Untuk menelusuri Hari jadi Kabupaten Pati, Bupati KDH Tk. II Pati membentuk Tim Penyusun dan penelitian Hari Jadi Kabupaten Pati dengan Surat Keputusan No. 003.3/869 tanggal 19 November 1992.
Tim Penyusun dan Penelitian bersepakat bahwa untuk penelitian Hari Jadi Kabupaten Pati berpangkal tolak dari beberapa gambar yang terdapat pada lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No.1 Th. 1971. Gambar yang dimaksud yang berupa,
“ KERIS RAMBUT PINUTUNG DAN KULUK KANIGARA
Menurut cerita rakyat dari mulut ke mulut yang terdapat juga pada kitab babad Pati dan kitab babad lainnya dua pusaka itu merupakan lambang kekuasaan dan kekuatan yang juga merupakan simbol kesatuan dan persatuan.
Barang siapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di pulau jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayana penggede Majasemi andalan Kadipaten Carangsoko.
Menjelang akhir abad ke XIII sekitar tahun 1290 Masehi di pulau jawa fakum penguasa pemerintahan yang berwibawa. Kerjaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singosari surut, sedang Kerajaan Majapahit belum berdiri.
Di pantai utara Jawa Tengah sekitar Gunung Muria bagian timur muncul Penguasa lokal yang memangkat dirinya sebagai Adipati, wilayah kekuasaannya disebut Kadipaten.
Ada dua pusaka lokal di wilayah itu, yaitu
  1. Penguasa Kadipaten Paranggaruda, Adipatinya bernama “Yudhapati”. Wilayah kekuasaannya meliputi sungai Juwana ke selatan, sampai Pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan. Mempunyai seorang putra bernama Raden Jasari.
  2. Penguasa Kadipaten Carangsoko, Adipatinya bernama “Puspa Andungjaya”, wilayah kekuasaannya meliputi semua sungai Juwana sampai Pantai Utara Jawa Tengah bagian Timur. Adipati Carangsoko mempunyai seorang putri bernama Rara Rayungwulan.
Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestariakan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan itu kedua Adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra putrinya itu. Utusan adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon mempelai putri minta bebana agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama “Sapanyana”.
Untuk memenuhi beban itu, Adipati Paranggaruda menugaskan panggede kemaguhan yang bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda sebelum melaksanakan tugasnya lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoko dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan “Sondong Majeruk” kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan pada Yuyurumpung, dapat kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan pusaka itu diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal.
Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugas untuk mencari dalang Sapanyana agar perkawinan putra Adipati Paranggaruda tidak mengalami kegagalan.
Pada malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinan dapat diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan seterusnya melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan pekawinan antara “Raden Jasari” dan “Rara Rayungwulan” gagal total. Adipati Yudhapati merasa dipermalukan, Emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka memimpin prajurit Carangsoka, mengalami kekalahan dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik ipar Raden Sukmayana) menerusakan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Peranggaruda. Adipati Paranggaruda, Yudhapati gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya.
Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara Rayungwulan kemudian diangkat menjadi pengganti Carangsoka. Sedang dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama “Singasari”.
Untuk mengatur pemerintahan yang semakin wilayahnya kebagian selatan, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama “Kadipaten Pesantenan”. Dengan gelar “Adipati Jayakusuma” di pesantenan. Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu “Raden Tambra”. Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan dengan gelar “Adipati Tambranegara”.
Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati Tambranegara bertindak arif dan bijaksana menjadi Songsong Agung yang sangat memperhatikan nasib Rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan, dan kesejahteraannya semakin meningkat. Untuk dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri munuju kearah barat yaitu, di desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.
Dalam prasasti Tuhannaru, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang berada di Musium Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang ke empat antara lain berbunyi bahwa Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan ABHISEKA WIRALANDA GOPALA pada 13 Desember 1323. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama DYAH MALAYUDA dengan gelar RAKAYI. Pada saat pengumuman itu bersamaan juga dengan pisuwanan agung dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada di dalamnya. Raja Jayanegara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para Adipati itu, dengan memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para Adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga.
Bahwa Adipati Raden Tambranegara juga hadir dalam Pisuanan agung di Majapahit itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K. M. Sosrosumarto dan S. Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula pada: 12 yang lengkapnya berbunyi bahwa
Tambranegara Pati Sumewo maring Majalengka Brawijaya kedua, Majalengka adalah Majapahit.
Kratonnya ing satanah jawi angalih Majapahit, ingkang jumeneng Ratu Brawijaya ingkang kaping kalih, Ya Jaka pekik nama, Raden Tambranegara Sumewa maring, Kraton Majalengka
Bardasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa Raden Tambranegara Adipati Pati turut serta hadir dalam Pisowanan agung di Majapahit.
Menurut tradisi budaya pertanian (Kultur Agraris) kelompok masyarakat atau perorangan jika mengadakan kerja besar misalnya, melaksanakan pernikahan putranya, khitanan, mendirikan rumah, merehab rumah, atau pindahan ke lain tempat, selau mengusahakan tanggal yang baik. Dengan tujuan agar sesuatunya dapat berjalan dengan lancar, baik, selamat serta mendatangkan rejeki.
Hari dan tanggal yang baik itu jika sesuai musim panen padi yang jatuh pada bulan Juli atau Agustus pada tiap tahunnya. Kalau pisowanan agung yang dihadiri oleh Raden Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu diperkirakan pada bulan Juli dan Agustus 1323.
Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 itu yaitu: 3 Juli, 7 Agustus, dan 14 Agustus 1323.
Seminar Hari Jadi Kabupaten Pati yang diselenggarakan oleh Bapak Bupati KDH Tk. II Pati pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo Kabupaten Pati yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah SLTA se Kabupaten Pati, Konsultan Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah Undip Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati, menjadi momentum HARI JADI KABUPATEN PATI. Dengan surya sengkala “KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI”, yang bermakna “Dengan bekerja keras dan penuh do’a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah”.
Tanggal 7 Agustus 1323 sebagai HARI JADI KABUPATEN PATI telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pati Nomor: 2/1994 tanggal 31 Mei 1994.

   Petilasan Sejarah Kab. Pati "Sumur Gumuling" (Desa Panggungroyom Edi 9d )

Sumur Gumuling

Merupakan salah satu petilasan sejarah Kab. Pati yang terletak di RT 1/I Dk. Bantengan Ds. Trangkil Kab. Pati. Di lokasi ini merupakan peninggalan dari Raden Kembang Joyo yaitu berupa kebon semangka yang dijaga oleh 2 abdinya yaitu Ki Sabdopalon dan Noyogenggong. Di lokasi ini terdapat sumur yang dipakai untuk pengairan tanaman pada kebon tersebut. Sumur tersebut riwayatnya digunakan untuk ngaso Dalang Soponyono pada saat melarikan anak Adipati Carangsoko. Dalang Soponyono adalah dalang yang sangat terkenal pada saat itu terutama di kawasan Kadipaten Mojosemi/ Majoasem, Bantengan, Carangsoko, Pesantenan, Paranggarudo dan sekitarnya. Dalang Soponyono adalah adik dari Adipati Mojosemi. Dalam legenda tersebut Dalang Soponyono melarikan anak Adipati Carangsoko pada saat manggung di Kadipaten Carangsoko pada upacara pernikahan Putri Adipati Carangsoko dan Putra Adipati Paranggarudo. Dikarenakan Putra dari Kadipaten Paranggarudo tersebut buruk rupa dan cacat maka sang Putri Kadipaten Carangsoko enggan dijodohkan dengan Putra Pangeran tersebut, alkisah maka pada saat Dalang Soponyono manggung di pesta perkawinan tersebut Sang Putri jatuh hati dengan sang dalang, kemudian dengan membawa perasaan kecewanya atas perjodohan itu maka sang Putri rela melarikan diri dari pesta pernikahan tersebut. Pelarian tersebut dikisahkan dari Kadipaten Carangsoko ke arah utara, dan sampailah di Pedukuhan Bantengan,karena perjalanan yang cukup jauh maka haus dahaga dan lelah pun dirasa, maka Sang Putri dan Sang Dalang berhenti untuk beristirahat. Ditemuilah sebuah kebon semangka ada sumurnya, oleh Sang Dalang bermaksud mengambil air minum dari sumur tersebut. Namun ketika ditengok ternyata sumur tersebut tidak terdapat timba dan tali untuk mengambil airnya. Dengan melihat keadaan tersebut sang dalang dengan kesaktian yang dimilikinya dan atas izin Tuhan maka sumur tersebut digulingkan sehingga airnya dapat mengalir untuk diminum. Sulit dibayangkan bagaimana sumur yang berada di bumi digulingkan, percaya ato tidak itulah cerita yang beredar di kalangan masyarakat sekitar. Untuk saat ini terhadap sumur tersebut tidak dapat dilihat miring dengan posisi terguling sebagaimana yang dikisahkan.


Selasa, 17 Januari 2012

Tips dan Trik Menghadapi Ujian Nasional 2012 ( Septia 9d )

Kebanyakan dari kita (Peserta didik) masih berangapan bahwa sekolah yang di tempuh beberapa tahum hanya ditentukan oleh beberapa hari saja melalui ujian nasional sama dengan saya juga gini.
Ujian Nasional



Ada semacam kekhawatiran berlebihan dalam menghadapi ujian nasional yang justru hal tersebut akan merusak mental dan otak kita karena semuanya itu tergantung pada pikiran kita. Ingat bahwa pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu. Seandainya kita benar-benar siap menghadapi ujian nasional tersebut maka semuanya akan berjalan lancar tanpa ada kenada sedikitpun. Ini ada beberapa Persiapan Sebelum ujian:
Ujian Nasional

1. Perbanyak Aktivitas Pendekatan Diri Pada Tuhan


Semua usaha untuk meraih hasil yang di ingin kan haruslan dilakukan secara lahir dan batin, semakin mendekatkan pada tuhan, mohon ampunlah atas segala dosa dan tingkatkanlah keimanan anda, Puasa Senin kamis bagi beragama islam.

2. Restu dari keluarga


Ini penting sekali restu keluarga, mintalah doa dari kedua orang tua kita (artikel ini kubuat pada malam hari IBU Jadi Mintalah Doa Ibu ya), orang yang anda kenal, orang terdekat kita, sebelum berpamitan dulu dengan kedua orang tua.

3. Siapkan mental Dan Fisik Anda

Persiapkan mental anda dan fisik anda jangan sampai sakit.

4. Buat Jadwal Kegiatan Dirumah Anda


Kayaknya gak ada hubannya sama ujian nasional ya ini namun tidakan ini sangat penting. Coba kita pikir kalau seandainya kegiatan dirumah anda tidak teratur apa jadinya? morak marikan(bahasa jawa), makannya buatlah jadwal dirumah anda.

5. Belajar Tekun Dan Teratur


Usahakan belajar Dirumah 2X sehari. dan utamakan sering belajar.

6. Ikutilah Program Bimbel(bimbingan belajar)

Sebaiknya anda ikutan bimbel saja Contoh saya, saya ikutan di Bimbel di neutron YOGYAKARTA, bisa buat nambahin materi kita.

7. Latihan Soal


Aktivitas ini merupak tips yang bisa menambah kekuatan kita dalam menghadapi Ujian Nasional.

8. Diskusi Bersama

Seringalah Berdiskusi dengan teman.

9. Istirahat Teratur


Istirahat terartur, perbanyak tidur, dan jaga makannan anda.

10. Berdoa

Ini penting juga banyak Berdoa Menghadap Yang diatas.

11. Tawakal

Berjuang dengan segenap tenaga dan berserah diri kepada yang di atas.
̶1̶2̶.̶ ̶C̶o̶n̶t̶e̶k̶a̶n̶

Hoho ini Selingan Kita Biar tidak Grogi.
Selamat Berjuang, Semoga SUKSES UJIAN NASIONAL...

Senin, 16 Januari 2012

Latihan UN 2011 ( Karisma Echa 9d )

Adanya lima jenis naskah soal yang berbeda dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) tidak perlu dirisaukan siswa. Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) menjamin lima jenis soal tersebut memiliki bobot dan tingkat kesulitan sama.

Seperti diketahui, UN tahun ini memiliki lima jenis soal. Setiap jenis soal memiliki pertanyaan berbeda. Ini berbeda dengan UN tahun lalu jenis pertanyaan sama hanya saja urutan soal yang dibolak-balik.
Prof Gunawan anggota BSNP tidak menjelaskan secara rinci seperti apa metode penentuan bobot soal. Ia beralasan menjadi rahasia dari BNSP. Hanya meminta siswa dan guru tidak cemas terhadap pembobotan soal. Tegasnya BSNP tidak bisa membeberkan metodenya seperti apa, karena soalnya kan belum diketahui publik. Yang pasti untuk bobotnya akan sama.
Nah para pengunjung yang budiman terutama para pelajar di mana pun Anda berada, jelaslah bagi kita semua bahwa soal UN 2011 resmi dibuat sebanyak 5 paket dimana setiap paket dengan lima jenis soal yang pertanyaannya berbeda, wah kayanya perlu persiapan yang khusus ya. Situs Ujian Nasional ini memberikan salah satu solusi terbaik yaitu dengan memberikan Latihan Soal UN 2011 untuk SD/MI, SMP/MTs, SMK, dan SMA/MA sebanyak masing-masing 5-6 paket dengan pertanyaan yang berbeda. Semoga bisa dijadikan acuan dalam mempersiapkan Ujian Nasional 2011, Amin!

Selasa, 10 Januari 2012

Wisata bersejarah kota Pati

GERBANG MAJAPAHIT ( Winnetha 9d )

candi-bajang-ratu


Objek Wisata : Situs peninggalan Gerbang Majapahit, Peninggalan sejarah berupa Pintu Gerbang terbuat dari kayu jati.
Terletak di Desa Rendole, Kecamatan Margorejo, jarak dari kota Pati 4 Km. Berdekatan dengan obyek wisata Sendang
Tirta Sani. Pintu gerbang ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang diangkat oleh Kebo Nyabrang sebagai
persyaratan untuk diakui sebagai Putra Sunan Muria. Namun setelah tiba di Desa Rondole, Kebo Nyabrang tidak
mampu lagi mengangkat dan tidak mampu melanjutkan perjalanan kemudian menunggui pintu gerbang tersebut sampai
meninggal dunia.
Fasilitas : Jalan raya beraspal.
petilasan-kendeng-111208-32


MAKAM SARIDIN / SYEH JANGKUNG
 
Objek Wisata : Makam Saridin atau terkenal dengan nama Syeh Jangkung konon merupakan salah seorang murid
Sunan Kalijaga (Wali Songo).
Lokasi : Makam tersebut terletak di Desa Landoh, Kecamatan Kayen. Jarak dari kota Pati kira-kira 17 Km kearah selatan
menuju Kabupaten Grobogan. Makam ini banyak dikunjungi orang setiap hari Jumat Kliwon dan Jumat Legi. Upacara
khol dilaksanakan setiap 1 tahun sekali yaitu pada bulan Rajab tanggal 14-15 dalam rangka penggantian kelambu
makam.
Fasilitas : Bangunan Pendopo dan bangunan mesjid.
Makam ini ramai dikunjingi wisatawan, lebih-lebih hari Jum at Pahing, penunjung dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa
Timur,Sumatera bahkan Malaysia dan Singapura.
Mengenai Upacara Khol dilaksanakan setiap tanggal : 14 – 15 bulan Rajab dengan acara : – Upacara Ganti Selambu -
Pasar Malam – Pengajian
Sejarah :
Menurut cerita Saridin (Syech Jangkung) dilahirkan di Desa Landoh Kiringan Tayu.Setelah dewasa beliau berkelana di
daerah-daerah Pulau Jawa bahkan sampai di Sumatera untuk menyebarkan Agama Islam. Waktu masih hidup beliau
wasiat apabila wafat agar dimakamkan di Desa Landoh,Kayen.
Dikomplek Makam Saridin ada beberapa makam :
a. Makam bakul legen yaitu Prayoguna dan Bakirah.
b. Makam isteri-isterinya yaitu RA Retno Jinoli dan RA Pandan Arum.

WADUK SELOROMO
 
ObjekWisata : Rekreasi air
Potensi : Perairan budidaya ikan air tawar.
Lokasi : Desa Gembong Kec.Gembong, Jalan menuju lokasi waduk sudah beraspal.
Kondisi Lahan: Aluvial, regosol, red yellow mediteran, tapografi datar
Sejarah: Menurut catatan, waduk itu dibangun semasa pemerintahan Belanda tahun 1928. Waduk Gembong pada
awalnya diproyeksikan mampu menampung air sekitar 9,5 juta meter kubik, yang berasal dari Sungai Giling, Sentul,
Wuni, Lampean, dan Sungai Jering.

Waduk Gunung Rowo

 

Obyek wisata lain diantaranya adalah Waduk Gunung Rowo, yang terletak di bagian utara.

Banyu Urip

Di daerah Margorejo terdapat mata air yang cukup besar, yang digunakan untuk kolam renang. Nama tempat tersebut adalah Banyu Urip. Di sekitarnya terdapat perkebunan jambu monyet (mete).

Waduk Seloromo

Di daerah Gunung Muria, yaitu di daerah Gembong, terdapat waduk yang diberi nama Selo Romo. Waduk ini termasuk berukuran kecil, jika musim kemarau, pasti akan dangkal. Di sekitar waduk sering dipakai sebagai area perkemahan.

Gua Wareh

Wareh merupakan suatu daerah di Desa Kedumulyo Kecamatan Sukolilo yang terletak di lereng Pengunungan Kapur Utara. Gua Wareh memang hanya merupakan gua kecil dengan panjang tak lebih dari seratus meter namun dari dalamnya mengalir air jernih tanpa henti sepanjang tahun. Selain menjadi sumber mata air bagi penduduk sekitar, Gua Wareh memiliki mitos yang sangat sakral. Air dari dalam gua ini dipercaya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Di samping Gua Wareh masih terdapat lagi Gua Lawa yang di dalamnya terdapat kubangan air yang sangat luas dan dalam. Di depan gua ini terdapat sebuah aliran sungai dangkal yang diapit oleh dua tebing curam di sisinya. Semakin disusuri ke hulu, sungai semakin terjal dengan batu-batu gunung besar yang menciptakan puluhan air tenjun kecil. Sayang di saat musim kemarau sungai ini mengering.
Di atas Gua Wareh terdapat tebing-tebing batu kapur yang sangat terjal. Tebing-tebing ini sering kali digunakan oleh para Pecinta Alam untuk menguji adrenalinnya. Karena itu di daerah ini sering menjadi ajang camping dan pelatihan panjat tebing bagi para pecinta alam dari seantero Kabupaten Pati bahkan kabupaten-kabupaten sekitarnya.
Gua, sungai, tebing dan kerasnya perbukitan kapur memberikan tantangan kepada setiap orang yang menyukai kegiatan out bond. Selain itu setiap hari libur tempat ini selalu ramai oleh pengunjung dari berbagai daerah di sekitarnya, apalagi untuk masuk tempat ini tidak dipungut biaya apapun. Sayang tempat yang indah ini sedikit terganggu oleh maraknya penambangan batu kapur dan pengambilan fosfat.

Tadah Hujan

Air Terjun Tadah Hujan
Air terjun setinggi 75 meter di Kecamatan Sukolilo ini menjadi tempat yang mengasyikkan bagi para muda mudi yang sedang memadu cinta. Meskipun airnya kurang jernih dan bagian bawah air terjun kurang nyaman untuk mandi dan bermain air, namun lokasinya yang di apit oleh tebing di kanan kirinya menimbulkan suasana yang tenang dan romantis. Selain itu tak jauh di sebelah bawah tersedia sebuah kolam renang berair jernih. Sayang lokasi wisata yang dikelola pemerintah desa setempat ini masih kurang mendapat perhatian dan perawatan.

Gua Pancur

 

Sebuah gua besar dan panjang yang di dalamnya diairi air setinggi orang dewasa. Konon panjangnya mencapai belasan kilometer, namun yang bisa dijelajahi dengan alat seadanya hanyalah berkisar kurang dari satu km.
Gua yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Kayen Kabupaten Pati ini pernah pernah menjadi ajang digelarnya Raimuna Daerah Gerakan Pramuka se-Jawa Tengah pada tahun 1996. Sayang lokasi wisata yang awalnya mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten sekarang terbengkalai.

Air Terjun Santi

 

Seperti nasib berbagai tempat indah lainnya di Kabupaten Pati, lokasi yang memiliki 3 air terjun ini tidak pernah mendapat perhatian dari Pemda Pati. Namun mungkin karena itu, ketiga air terjun yang bersembunyi di lereng Gunung Muria yang rimbun dan asri ini memiliki nilai eksotis tersendiri. Apalagi karena letak desa Santi yang jauh dari keramain. Jangankan oleh orang luar, orang Pati sendiri banyak yang belum mengenal daerah ini.

Perkebunan Kopi dan Bumi Perkemahan Jolong

Puncak Muria dilihat dari Jolong
Berlokasi di lereng Muria dengan ketinggian sekitar 1000 meter, perkebunan kopi yang merupakan peninggalan Pemerintah Kolonial Belanda dan kini di kelola oleh PTPN (PT. Perkebunan Nasional) ini memiliki pemandangan yang menakjubkan. Selain itu masih bisa disaksikan juga, pabrik pengolahan kopi dan berbagai peralatannya yang masih berfungsi baik meski telah dimakan usia.
Di dekat perkampungan karyawan perkebunan disediakan sebuah bumi perkemahan yang sangat refresentatif. Bumi perkemahan ini seluas lapangan bola dengan rumput yang halus apalagi terletak di sisi jurang yang menghadap ke Gunung Muria hingga memiliki pemandangan alam yang segar dan sangat memanjakan mata kita. Didukung pula dengan arena penjelajahan dan lintas alam yang sangat menantang. Melintasi perkebunan kopi, tebing dan jurang, beberapa air terjun kecil dan sungai kecil berbatu yang memberikan tantangan sekaligus keindahan. Air bersih dan sarana MCK juga tersedia di sini engan kualitas air yang tidak perlu diragukan lagi. Benar-benar kita akan merasakan alam yang benar-benar masih murni dan asli.
Tak cukup itu. Bagi para pecinta alam, wilayah yang termasuk dalam Kecamatan Gembong ini bisa dijadikan salah satu rute alternatif untuk mencapai puncak-puncak tertinggi Gunung Muria seperti Songolikur (Saptorenggo) dan Argojembangan.
Suasana akan makin istimewa bila tiba saatnya kopi berbunga. Biasanya jatuh pada pancaroba menjelang musim hujan sehingga segarnya udara yang mulai dingin bercampur dengan aroma bunga kopi yang begitu wangi semerbak terbawa angin. Benar-benar membuat kita seolah berada di dunia yang belum pernah kita rasakan sebelumnya.

Bumi Perkemahan Regaloh

Berada dalam naungan Perum Perhutani, Bumi Perkemahan yang terletak di Kecamatan Tlogowungu ini mempunyai kapasitas yang besar (mampu menampung lebih dari 4000 peserta) dan udara yang amat segar karena selain masih berada di lereng Gunung Muria, juga lantaran rimbunnya pepohonan yang ada di Bumi Perkemhan tersebut.

Kegiatan Kepramukaan yang dilaksanakan di Regaloh
Di sekitar Bumi Perkemhan kita dapat menikmati berbagai panorama seperti; Hutan Bambu (dengan ratusan jenis koleksinya), perkebunan murbei (makanan utama ulat sutra), Hutan Jati, pengembangbiakan lebah madu dan pengembangbiakan ulat sutra serta pemintalan benangnya. Di dukung lagi lokasinya yang mudah untuk dijangkau.
Karena tidak mengherankan jika tempat ini menjadi salah satu Bumi Perkemahan favorite di Kabupaten Pati selain Bumi Perkemahan Jolong.

Makam Mbah Ahmad Mutamakkin dan Mbah Ronggo Kusumo

Tempat rekreasi religius yang terletak di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso ini tak pernah sepi dari kunjungan para penziarah yang datang dari berbagai pelosok Kabupaten Pati, apalagi setiap malam Jum’at. Tidak sedikit pula yang berasal dari kota-kota lain bahkan dari luar pulau. Lokasinya yang berada di tengah-tengah komunitas santri dengan puluhan Pondok Pesantren, semakin mengentalkan nuansa religiusnya.
Mbah Ahmad Mutamakkin dan Mbah Ronggo Kusumo adalah seorang Waliyullah yang teramat dikeramatkan oleh penduduk Pati. Karenanya haul Mbah Ahmad Mutamakkin yang digelar setiap tanggal 10 bulan muharram dan haul Mbah Ronggo Kusumo setiap tanggal 10 bulan safar ribuan orang memadati daerah ini. Acara haul sendiri digelar selama satu minggu.

Agrowisata

PotensiLokasi
Keanekaragaman panorama dan tumbuhan hortikultura, tanaman perkebunan, dan tanaman pangan.Di sepanjang lereng Gunung Muria bagian timur yang terletak di Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Gembong, Kecamatan Gunungwungkal, dan Kecamatan Cluwak.

Wisata Air

PotensiLokasi
Perairan budidaya ikan air tawar (tambak) seluas 185 Ha.Desa Talun.

Air Terjun Grenjengan Sewu

KeteranganPotensiLokasiFasilitas
Air terjun setinggi ± 75 m.Air terjun yang berada di tengah panorama alam yang indah, kondisi masih alami dan belum digarap.Desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal, ketinggian 485 m di atas permukaan laut. Jarak dari Kota Pati ± 27 Km.Jalan beraspal dan lapisan makadam sampai di Desa Jrahi.

Sendang Tirta Marta Sani


Pintu masuk kolam renang dan kolam pemancingan
  • Objek Wisata : Kolam renang dan wisata spiritual
  • Fasilitas : Paseban tempat mengheningkan diri mohon pada Sang Pencipta
  • Padusan : Sumber air yang berasal dari sendang, konon menurut cerita, sumber air tersebut merupakan tempat air wudhu Sunan Kalijaga, tetapi “disisani” (bahasa Jawa) oleh pengawalnya. Pengawalnya kemudian disabda menjadi seekor bulus oleh Sunan Kalijaga.
  • Kolam renang dan arena permainan anak
  • Kolam pemancingan ikan
Di kompleks tersebut juga terdapat makam Adipati Pragolo (Bupati Pati pada zaman Kerajaan Mataram)
Pendopo: sarana pentas kesenian khas Pati Areal parkir dan jalan beraspal, jarak ± 4 Km dari Kota Pati

Pintu Gerbang Majapahit

  • Objek Wisata : Situs peninggalan Gerbang Majapahit
  • Peninggalan sejarah berupa Pintu Gerbang terbuat dari kayu jati. Pintu gerbang ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang diangkat oleh Kebo Nyabrang sebagai persyaratan untuk diakui sebagai Putra Sunan Muria. Namun setelah tiba di Desa Rondole, Kebo Nyabrang tidak mampu lagi mengangkat dan tidak mampu melanjutkan perjalanan kemudian menunggui pintu gerbang tersebut sampai meninggal dunia.
  • Terletak di Desa Rendole, Kecamatan Margorejo, jarak dari kota Pati 4 Km.
  • Berdekatan dengan obyek wisata Sendang Tirta Sani.

Tips memilih pensil yang baik untuk UN( Priska 9d )

            Ujian merupakan hal penting yang harus dilalui oleh setiap pelajar sekolah agar bisa melangkah ke tahap berikutnya dan tentunya perlu persiapan yang tidak mudah. Akan tetapi banyak dari pelajar yang melakukan persiapan yang kurang tepat ketika menghadapi ujian, terutama ketika memilih alat tulis untuk ujian.
“Lulus ujian merupakan satu hal yang didambakan oleh setiap pelajar dimanapun dan untuk bisa lulus ujian kita bisa bagi menjadi dua faktor besar, faktor teknis dan nonteknis. Faktor teknis merupakan semua hal yang berkaitan dengan proses belajar seperti membaca, memahami, berlatih. Sementara faktor non teknis meliputi pemilihan alat tulis, kondisi psikologis, dan lain-lain,” kata Evi Erliyanti Promotion Coordinator Marketing Department Salah satu perusahaan alat tulis Indonesia.
Setidaknya, kata Evi, ada lima tips untuk memilih alat tulis yang tepat saat ujian. Pertama pilih pensil dengan diameter isi pensil 2.8 mm dengan tingkat ketebalan 2B. Kedua, pilih pensil yang memiliki pori-pori kayu paling padat. “Kayu itu seperti tulang, apabila tidak padat, maka akan keropos dan mudah patah. Sama halnya dengan pensil, pilih pensil yang memiliki pori-pori kayu paling padat agar tidak mudah patah.” katanya.
Ketiga, pilih pensil yang memiliki leads (isi pensil) hitam dan mengkilat. Harus mengkilat agar bisa dibaca oleh mesin scanner. Keempat pilih pensil yang memiliki leads (isi pensil) di tengah. Posisi isi pensil harus tepat di tengah agar pensil tidak mudah patah. “Kelima, pilih penghapus khusus EBTA dan SPMB. Penghapus ini berwarna abu-abu dan sudah dibuat khusus untuk keperluan ujian. Penghapus ini sangat empuk, sehingga hasil hapusannya sangat bersih. Keunggulan utamanya ialah debu penghapus ini nyaris tidak ada (dust free) sehingga tidak mengotori kertas ujian,” tuturnya.
Selain 4 tips di atas, kata Evi, beberapa hal penting lain yang harus dilakukan ketika menghadapi ujian adalah, selalu gunakan produk paket ujian dan tidak dianjurkan untuk menggunakan pensil mekanik, sebab pensil mekanik ringkih, dikhawatirkan jika pensil macet peserta akan membuang waktu percuma untuk memperbaiki pensil.Pada umumnya, kata Evi, menjelang ujian siswa sangat fokus pada materi pelajaran, pada umumnya kurang perhatian pada alat tulis. ”Coba bayangkan apabila kita tertinggal 1 pcs penghapus, sementara pada saat ujian kita tidak diijinkan pinjam alat tulis teman. Oleh sebab itu agar tidak ketinggalan alat tulis, gunakan paket ujian. Isi paket ujian ini sudah lengkap, terdiri dari 2 pensil castell 9000 2B, 1 rautan, 1 penghapus khusus EBTA & SPMB, 1 penggaris ujian. Dengan menggunakan produk paket ujian, masalah kelupaan alat tulis sudah terpecahkan dan rekan-rekan bisa fokus pada proses belajar,” ungkapnya.

SEJARAH KOTA PATI

Sejarah kota Pati ( Ratu sega 9d )

Kevakuman Pemerintahan di Pulau Jawa

         Menjelang akhir abad ke XIII sekitar tahun 1292 Masehi di Pulau Jawa vakum penguasa pemerintahan yang berwibawa. Kerajaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singasari surut, sedang Kerajaan Majapahit belum berdiri.
Di Pantai utara Pulau Jawa Tengah sekitar Gunung Muria bagian Timur muncul penguasa lokal yang mengangkat dirinya sebagai adipati, wilayah kekuasaannya disebut kadipaten.
Ada dua penguasa lokal di wilayah itu yaitu. 1. Penguasa Kadipaten Paranggaruda, Adipatinya bernama Yudhapati, wilayah kekuasaannya meliputi sungai Juwana ke selatan, sampai pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan. Mempunyai putra bernama Raden Jasari. 2. Penguasa Kadipaten Carangsoka, Adipatinya bernama: Puspa Andungjaya, wilayah kekuasaannya meliputi utara sungai Juwana sampai pantai Utara Jawa Tengah bagian timur. Adipati Carangsoka mempunyai seorang putri bernama Rara Rayungwulan

Kadipaten Carangsoka dan Paranggaruda Berbesanan

        Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan, Kedua adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra dan putrinya itu. Utusan Adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon mempelai putri minta bebana agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama "Sapanyana".
Untuk memenuhi bebana itu, Adipati Paranggaruda menugaskan penggede kemaguhan bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda. Sebelum melaksanakan tugasnya, lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoka dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan uSondong Majerukn kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan kepada Yuyurumpung, dapat direbut kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan Pusaka itu diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal.
Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugasnya untuk mencari Dalang Sapanyana agar perkawinan putra Adipati Paranggaruda tidak mangalami kegagalan (berhasil dengan baik).
Pada Malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinaan dapat diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan seterusnya melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan perkawinan antara " Raden Jasari " dan " Rara Rayungwulan " gagal total.
Adipati Yudhapati merasa dipermalukan, emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tidak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka mempimpin prajurit Carangsoka, mengalami luka parah dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik kandung Raden Sukmayana) meneruskan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan yang menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Paranggaruda. Adipati Paranggaruda, Yudhapati dan putera lelakinya gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya.
Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara Rayungwulan kemudian diangkat menjadi pengganti Carangsoka. Sedang dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama " Singasari ".

Kadipaten Pesantenan

        Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama " Kadipaten Pesantenan dengan gelar " Adipati Jayakusuma di Pesantenan.
Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu " Raden Tambra ". Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan, dengan gelar " Adipati Tambranegara ". Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati Tambranegara bertindak arif dan bijaksana. Menjadi songsong agung yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan dan kesejahteraannya semakin meningkat.

Kabupaten Pati

         Untuk dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.
Dalam prasasti Tuhannaru, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang tersimpan di musium Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang keempat antara lain berbunyi bahwa : ..... Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan Abhiseka Wiralanda Gopala pada tanggal 13 Desember 1323 M. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama Dyah Malayuda dengan gelar "Rakai", Pada saat pengumuman itu bersamaan dengan pisuwanan agung yang dihadiri dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada di dalamnya.

Pati Bagian dari Majapahit

       Raja Jayanegara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para Adipati itu dengan memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para Adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga.
Bahwa Adipati Raden Tambranegara juga hadir dalam pisuwanan agung di Majapahit itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati, yang disusun oleh K.M. Sosrosumarto dan S.Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula pada : 12 yang lengkapnya berbunyi : ..... Tan alami pajajaran kendhih, keratonnya ing tanah Jawa angalih Majapahite, ingkang jumeneng ratu, Brawijaya ingkang kapih kalih, ya Jaka Pekik wasta, putra Jaka Suruh, Kyai Ageng Pathi nama, Raden Tambranegara sumewa maring Keraton Majalengka.
Artinya Tidak lama kemudian Kerajaan Pajajaran kalah, Kerajaan Tanah Jawa lalu pindah ke Majapahit, adapun yang menjadi rajanya adalah Brawijaya II, yaitu Jaka Pekik namanya, putranya Jaka Suruh. Pada waktu itu Kyai Ageng Pati, yang bernama Tambranegara menghadap ke Majalengka, yaitu Majapahit.
Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa Raden Tambranegara Adipati Pati turut serta hadir dalam pisowanan agung di Majapahit. Pisowanan agung yang dihadiri oleh Raden Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu pada bulan Juli dan Agustus 1323 M (Masehi). Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 yaitu : 3 Juli, 7 Agustus dan 14 Agustus 1323.

Hari Jadi Pati

       Kemudian diadakan seminar pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo Kabupaten Pati yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah SMA se Kabupaten Pati, Konsultan, Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah UNDIP Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa pada tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi  

Kabupaten Pati.

      Tanggai 7 Agustus 1323 sebagai HARI JADI KABUPATEN PATI telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor : 2/1994 tanggal 31 Mei 1994, sehingga menjadi momentum Hari Jadi Kabupaten Pati dengan surya sengkala " KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI " yang bermakna " Dengan bekerja keras dan penuh do'a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah ". Untuk itu maka setiap tanggal 7 Agustus 1323 yang ditetapkan dan diperingati sebagai "Hari Jadi Kabupaten Pati".

Wisata sejarah kota Pati 
candi-bajang-ratu

GERBANG MAJAPAHIT
 
Objek Wisata : Situs peninggalan Gerbang Majapahit, Peninggalan sejarah berupa Pintu Gerbang terbuat dari kayu jati.
Terletak di Desa Rendole, Kecamatan Margorejo, jarak dari kota Pati 4 Km. Berdekatan dengan obyek wisata Sendang
Tirta Sani. Pintu gerbang ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang diangkat oleh Kebo Nyabrang sebagai
persyaratan untuk diakui sebagai Putra Sunan Muria. Namun setelah tiba di Desa Rondole, Kebo Nyabrang tidak
mampu lagi mengangkat dan tidak mampu melanjutkan perjalanan kemudian menunggui pintu gerbang tersebut sampai
meninggal dunia.
Fasilitas : Jalan raya beraspal.
petilasan-kendeng-111208-32
 
MAKAM SARIDIN / SYEH JANGKUNG
Objek Wisata : Makam Saridin atau terkenal dengan nama Syeh Jangkung konon merupakan salah seorang murid
Sunan Kalijaga (Wali Songo).
Lokasi : Makam tersebut terletak di Desa Landoh, Kecamatan Kayen. Jarak dari kota Pati kira-kira 17 Km kearah selatan
menuju Kabupaten Grobogan. Makam ini banyak dikunjungi orang setiap hari Jumat Kliwon dan Jumat Legi. Upacara
khol dilaksanakan setiap 1 tahun sekali yaitu pada bulan Rajab tanggal 14-15 dalam rangka penggantian kelambu
makam.
Fasilitas : Bangunan Pendopo dan bangunan mesjid.
Makam ini ramai dikunjingi wisatawan, lebih-lebih hari Jum at Pahing, penunjung dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa
Timur,Sumatera bahkan Malaysia dan Singapura.
Mengenai Upacara Khol dilaksanakan setiap tanggal : 14 – 15 bulan Rajab dengan acara : – Upacara Ganti Selambu -
Pasar Malam – Pengajian
Sejarah :
Menurut cerita Saridin (Syech Jangkung) dilahirkan di Desa Landoh Kiringan Tayu.Setelah dewasa beliau berkelana di
daerah-daerah Pulau Jawa bahkan sampai di Sumatera untuk menyebarkan Agama Islam. Waktu masih hidup beliau
wasiat apabila wafat agar dimakamkan di Desa Landoh,Kayen.
Dikomplek Makam Saridin ada beberapa makam :
a. Makam bakul legen yaitu Prayoguna dan Bakirah.
b. Makam isteri-isterinya yaitu RA Retno Jinoli dan RA Pandan Arum.
WADUK SELOROMO
 
ObjekWisata : Rekreasi air
Potensi : Perairan budidaya ikan air tawar.
Lokasi : Desa Gembong Kec.Gembong, Jalan menuju lokasi waduk sudah beraspal.
Kondisi Lahan: Aluvial, regosol, red yellow mediteran, tapografi datar
Sejarah: Menurut catatan, waduk itu dibangun semasa pemerintahan Belanda tahun 1928. Waduk Gembong pada
awalnya diproyeksikan mampu menampung air sekitar 9,5 juta meter kubik, yang berasal dari Sungai Giling, Sentul,
Wuni, Lampean, dan Sungai Jering.

Selasa, 03 Januari 2012

Selamat datang di blog kami.....

Penasaran dengan sejarah kota Pati????
Kunjungilah blog kami, pastinya kamu akan mendapatkan banyak info sejarah tentang kota Pati.